Sabtu, 01 Desember 2012

Analisis Drama “Sang Mandor” Karya Rahman Arge


Analisis Drama “Sang Mandor” Karya Rahman Arge
Oleh: Muhammad Alfian Tuflih

Naskah Drama Sang Mandor merupakan salah satu karya sastra bentuk teks atau naskah drama. Naskah tersebut lebih menarik dinikmati apabila disampaikan dalam bentuk fretikal. Dari cara penyampaian berupa fretikal maka pesan – pesan yang disampaikan akan lebih cepat diterima oleh para penikmat seni, disamping itu karakteristik – karakteristik setiap tokoh akan lebih jelas terlihat.
            Kajian sastra melalui pendekatan psikologis dalam naskah drama Sang Mandor karya Rahman Arge tersebut memiliki hubungan erat dalam masyarakat. Dimana naskah drama Sang mandor tersebut memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana rasa congkak dan keangkuhan sesorang membuatnya bisa menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dihadapannya.
Berbagai macam pola pikir yang terdapat dalam pola hidup kehidupan masyarakat menjadikan suatu perbedaan baik dalam hal mengemukakan pendapat atau tindakan. Perbedaan-perbedaanya itulah  yang nantinya akan menimbulkan  suatu konflik dalam cerita yang terdapat pada naskah ”Sang Mandor” .
Suatu konflik yang diakibatkan karena penyakit rematik yang d derita sang Mandor. Merasa penyakit tersebut telah mengalahkan fisik dan jiwanya, sang mandor mencoba bangkit dengan segala keangkuhan masa lalunya. Di saat mencoba bangkit ini, sang mandor kembali mengalami terpaan masalah yang baru. Satu persatu anak dan ajudannya datang, bukan memperbaiki keadaan sang mandor, justru membuatnya menjadi sangat marah. Namun, amarah yang meledak-ledak inilah yang membuat sang mandor bisa mengalahkan penyakitny dan kembali bediri tegak seperti waktu ia menjadi mandor.
Masa lalu sang mandor ketika menjelajahi lautan yang luas membawa damak positif bagi dirinya. Rasa angkuhnya telah mengembalikan kehidupannya yang sempat meredup kala penyakit rematik menggerogotinya. Pertikaian yang terjadi antara sang mandor dan istrinya Mulli lah yang merupakan konflik awal dalam cerita ini.
Satu hal yang bisa kita petik, bahwa rasa percaya diri atau keangkuhan dari sang mandor telah menyelamatkannya. Padahal orang selama ini menganggap bahwa percaya diri yang berlebihan dan keangkuhan itu selalu membawa dampak negatif dalam kehidupan. Namun sang mandor tidak, yang terjadi justru sebaliknya.
Disamping itu naskah drama  aduh  ini memberikan   gambaran bagaimana sulitnya menaga kepercayaan, bahkan kepada orang terdekat seperti anak sendiri. Sang mandor yang telah mempercayakan semua kekayannya kepada anaknya untuk dikelola ternyata tidak sanggup dilaksanakan oleh sang anak. Mereka semua melenceng dari keinginan sang mandor.
Dalam naskah drama Sang Mandor karya Rahman Arge, ini pengarang memberikan nama – nama yang sangat khusus. Pengarang menyebutkan para tokoh dengan nama-nama orang khas Makassar. Hal ini semakin mengenalkan “rasa” Makassar dalam drama ini, yang mana kita ketahui bersama bahwa orang Makassar memang memiliki karakteristik keras dan seorang pelaut handal.
Sesuai dengan judul yang tertera “ SANG MANDOR “ maka terlintas dari kehidupan masyarakat saat itu lewat sebuah naskah drama “ SANG MANDOR “ dimana dalam naskah tersebut di deskripsikan kehidupan masa lalu manusia yang penuh dengan berbagai pujian, jabatan, dan kekayan telah membuanya angkuh. Keangkuhan inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebangkitan sang mandor di masa tuanya. Dimana sang mandor yang dulu begitu Berjaya dan disegani kini hanya bias duuk terpaku di bnagkunya, bahkan berjalan pun ia harus di bantu oleh istrinya. Pengalaman masa lalunya tersebut membawa pengaruh tersendiri pada psikologis sang mandor, ia menjadi kuat dan berani dalam mengambil keputusan yang membawa dampak positif baginya.
Rasa angkuh kadang kala diperlukan seperti pada drama sang mandor. Namun bila berlebihan,  akan berakibat fatal. Semanya ergantng pada individu yang melakukannya. Apabila ia tidak bisa mengontrol sifatnya, itu hanya membawa dampak negatif bagi diri dan orang sekitarnya. Jika kejadian sudah begitu fatal yang ada hanyalah sebuah penyesalan , mereka dihantui oleh rasa bersalah dan menyesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar